Peng. Animasi & Desain Grafis #

Minggu, 29 April 2018

Peng. Animasi & Desain Grafis #


Kodingan website dapat download di link ini
https://drive.google.com/file/d/1vY5oTZkkU1IvG8jkznoiO7ZTzVJ1hxZG/view?usp=sharing

TUGAS KELOMPOK 4
PENG. ANIMASI & DESAIN GRAFIS
WEBSITE PROVINSI DKI JAKARTA

Hasil gambar untuk universitas gunadarma logo

DISUSUN OLEH :

1.      ADHI SATRIA PAMUNGKAS                                                                  10115114
2.      ADITYA BUANA SAPUTRA                                                                     10115175
3.      ALVIN YULIALDI                                                                                      10115589
4.      DWI PRASETIYO                                                                                       12115049
5.      EDWIN TRI HUDAYA                                                                               12115116
KELAS    : 3KA16

UNIVERSITAS GUNADARMA
2017/2018



KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.



DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR.............................................................................................................2.. 2

DAFTAR ISI. 3...........................................................................................................................3

1.      PENDAHULUAN.. 4..........................................................................................................4

  1.1 Latar Belakang. 4..................................................................................................................4

  1.2 Rumusan Masalah. 4.............................................................................................................4
  1.3 Tujuan Pembahasan. 4..........................................................................................................4
2.      PEMBAHASAN.. 5.............................................................................................................5
  2.1        Kebudayaan Provinsi Dki Jakarta. 5..............................................................................5
  2.2        Pakaian Adat 5..............................................................................................................5
  2.3        Rumah Adat 6...............................................................................................................6
  2.4        Senjata Tradisional 10...................................................................................................10
  2.5        Budaya. 12......................................................................................................................12
  2.6        Event 14.........................................................................................................................14
3.      ANALISA TAMPILAN.. 17................................................................................................17
  3.1        Struktur Navigasi 17......................................................................................................17
  3.2        Tampilan Website. 17......................................................................................................17
4.      PENUTUP. 26......................................................................................................................26
  4.1        Kesimpulan. 26...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.. 27.............................................................................................................27





1.     PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Makassar dan Ambon, serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa dan Eropa.
Suku Betawi berasal dari hasil kawin antar etnis dan bangsa di masa lalu secara biologis. Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni di Jakarta dan Bahasa Melayu. Kata Betawi sebenarnya dari kata “Batavia”, yaitu nama kuno Jakarta yang pernah diberikan oleh Belanda. Jadi, sangatlah menarik bila diteliti secara struktur, proses dan pertumbuhan sosial suku Betawi mulai dari sejarah, bahasa, kepercayaan, profesi prilaku, wilayah, seni dan budaya

1.2 Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang diatas kita menyimpulkan rumusan masalah sebegai berikut:
1.      Bagaimana sejarah asal usul suku Betawi?
2.      Apakah rumah adat Betawi?
3.      Apa saja seni dan kebudayaan Suku Betawi
4.      Event Apa yang ada di suku Betawi

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penyusun merumuskan tujuan pembahasan sebagai berikut :
1.      Mengetahui Sejarah suku Betawi.
2.      Melihat tampilan website suku Betawi yang telah dibuat.
3.      Mengetahui kebudayaan suku Betawi.



2.     PEMBAHASAN


2.1  Kebudayaan Provinsi Dki Jakarta

Betawi dianggap sebagai suku dengan tingkat akulturasi budaya yang sangat tinggi di Indonesia. Menilik pada sejarah, suku yang berasal dari wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya ini memang telah mendapatkan banyak pengaruh dari berbagai budaya orang-orang luar daerah. Pedagang China, Arab, dan Belanda serta orang-orang suku lainnya di Indonesia telah memberikan banyak sumbangsih bagi perkembangan adat istiadat di suku ini sejak masa silam. Hal inilah yang kemudian adat dan kebudayaan Suku Betawi ini begitu unik dan berbeda.
Perbedaan dan keunikan suku betawi dapat kita lihat dari banyak hal, mulai dari bagaimana arsitektur hunian tempat tinggal mereka (rumah adat), bagaimana cara mereka berpakaian (baju adat), hingga beragam tradisi dan upacara yang hingga kini masih tetap lestari.

2.2  Pakaian Adat

Hasil gambar untuk pakaian adat betawi
Secara umum, budaya betawi menggolongkan pakaian adat betawi menjadi 2 jenis, yaitu pakaian adat yang digunakan untuk keseharian, pakaian adat yang digunakan dalam acara resmi.
A.    Pakaian Keseharian Pria Betawi
Yang dimaksud dengan pakaian keseharian adalah pakaian yang umum digunakan oleh orang betawi dalam kesehariannya. Untuk pria, pakaian adat ini terdiri atas baju koko atau sering juga disebut baju sadariah, celana komprang dengan ukuran ranggung, sarung yang digulung dan diikatkan dipinggang, sabuk hijau, serta peci berwarna merah.
B.     Pakaian Keseharian Wanita Betawi
Sementara untuk para wanita, pakaian adat betawi keseharian terdiri atas baju kurung berwarna terang (mencolok), kain batik dengan motif geometris sebagai bawahan, selendang berwarna sama dengan baju kurung, serta kerudung sebagai penutup kepala.
C.    Pakaian adat Betawi untuk Bangsawan (Baju Resmi)
Pakaian bangsawan sebetulnya adalah pakaian resmi yang dulunya hanya dikenakan oleh para demang. Saat ini pakaian yang bernama baju ujung serong telah resmi digunakan sebagai pakaian PNS Pemda DKI Jakarta untuk hari-hari tertentu.
Baju ujung serong pria terdiri atas dalaman kemeja putih, jas tutup berwarna gelap, batik geometris yang dikenakan dipinggang sebatas lutut, dan celana pantolan yang warnanya sama dengan jas. Aksesoris pelengkapnya yaitu tutup kepala berupa kopiah, kuku macan, pisau raut atau senjata semacam badik yang diselipkan dipinggang, jam rantai untuk hiasan saku, serta alas kaki berupa sepatu pantopel.
Sementara untuk wanita digunakan varian baju yang sama dengan baju keseharian yaitu baju kurung, kain batik, selendang, dan kerudung, serta dilengkapi dengan pernik perhiasan emas mulai dari kalung, gelang, giwang, dan cincin.

2.3  Rumah Adat

Masyarakat Betawi umumnya mengenal 4 ragam bentuk arsitektur tradisional yang dipakai pada rumah adat mereka, yaitu:
A.    Rumah Tipe Gudang
Merupakan rumah adat Betawi asli yang belum pernah terpengaruh oleh budaya-budaya lain yang ada di Indonesia. Rumah gudang adalah rumah adat Betawi yang sudah ada dari awal masuknya etnis budaya Betawi di Indonesia. Rumah gudang tersebut merupakan rumah dari suku Betawi yang letaknya berada didaerah pedalaman dan bentuknya menyesuaikan terhadap alam disekitarnya. Rumah tipe gudang pada umumnya memiliki denah berbentuk segi empat, memanjang kebelakang. Atapnya berbentuk pelana, dan struktur atap rumah tipe gudang tersebut tersusun dari kerangka kuda-kuda. Dan memiliki perisai yang ditambahkan oleh satu elemen struktur atap, yaitu jure. Selain itu pula, atap rumah tipe gudang ini mempunyai sepenggal atap miring yang biasa disebut topi atau dak ataupun juga markis yang berfungsi sebagai penahan dari cahaya matahari dan tampias hujan pada ruangan depan rumah yang selalu terbuka. Dan dak ini ditahan oleh yang dinamakan sekor.
Hasil gambar untuk rumah adat joglo betawi
B.     Rumah Tipe Bapang / Tipe Kebaya
Rumah Bapang adalah rumah adat Betawi yang berada didaerah pedalaman juga seperti rumah gudang. Rumah adat ini merupakan sebuah bentuk yang disesuaikan dengan etnis Jawa. Disamping itu juga rumah bapang pada zaman dahulu merupakan rumah untuk etnis Betawi yang tergolong dalam keturunan orang terpandang yang pada etnis Jawa disebut Ningrat. Terlihat terhadap luas teras rumah yang begitu luas, teras tersebut dahulunya digunakan untuk menyambut para tamu-tamu dari kalangan ningrat yang jumlahnya biasanya banyak sehingga para tamu dapat nyaman berada dirumah tersebut. Dan juga teras tersebut dapat digunakan sebagai tempat untuk menyambut tamu-tamu lain dengan budaya Betawi.
Rumah Kebaya, merupakan rumah yang menjejak ke bumi selanjutnya lebih disukai karena proses pembuatannya yang sederhana namun lantai dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah sehingga bali suji sebagai unsur pendukung masih tetap dipertahankan.
Rumah tipe bapang/kebaya merupakan rumah yang berbentuk pelana. Tetapi tidak berbeda dengan atap rumah gudang, bentuk dari pelana rumah tipe bapang adalah tidak penuh, karena kedua sisi luar dari atap rumah tipe bapang/kebaya ini sebenarnya terbentuk terusan ( sorondoy ) dari atap pelana tadi yang terletak dibagian tengah. Oleh karena itu, struktur kuda-kuda adalah bagian atap yang berada ditengah-tengah bagian atap tersebut.
Hasil gambar untuk rumah adat kebaya
C.    Rumah Tipe Joglo
Rumah Joglo adalah rumah yang berasal dari adat etnis Jawa, lain halnya dengan rumah Joglo dari adat Betawi. Rumah Joglo adat Betawi ini merupakan hasil pengaruh dari Arsitektur Jawa. Namun tidak seperti rumah tipe joglo yang berada di daerah Jawa Tengah. Bentuk denah, tiang penopang terhadap atap dan struktur pada rumah Betawi tidaklah nyata.
Rumah Joglo merupakan rumah penduduk suku Betawi yang tinggal didaerah tengah kota. Pengaruh dari budaya Jawa dalam rumah ini hanya terlihat dari segi bentuk atapnya saja. Akan tetapi, rumah Joglo adat Betawi ini merupakan rumah yang memiliki nilai budaya Jawa-nya yang sangat peka. Selain dari penyesuaian bentuk terhadap bangunan yang berada disekelilingnya, rumah ini dalah penggambaran dari penduduk Betawi yang termasuk keturunan dari keluarga kerajaan Keraton Jawa.
Hasil gambar untuk rumah adat joglo betawi
D.    Rumah Tipe Panggung
Merupakan rumah adat Betawi yang tinggal didaerah pesisir pantai. Bentuk rumah panggung semua bahannya menggunakan material kayu, bentuk rumah panggung tercipta sebagai pengamanan terhadap air pasang. Selain itu pula, pada awalnya masyarakat Betawi didaerah pesisir hanya menggantungkan hidupnya dengan mencari ikan di laut saja. Jadi bentuk dari rumah panggung tersebut hanya mengikuti budaya dari etnis Betawi yang tinggal dipesisir pantai dengan mata pencaharian sebagai nelayan saja.
Ada keuntungan ekologis dari rumah tipe panggung, yaitu tanah dibagian bawah bangunan akan berfungsi sebgai tempat untuk resapan air. Pada saat air pasang atau banjir, air akan menggenang di bawah rumah tersebut sampai kemudian pada akhirnya dapat surut dan terserap kedalam tanah.
Hasil gambar untuk rumah adat panggung betawi

2.4  Senjata Tradisional

Senjata merupakan alat kepanjangan tangan manusia dalam pembelaan diri, dalam setiap perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan lingkungan alam. Oleh karenanya sering ditemukan kesamaan model senjata antara satu daerah dengan daerah lain yang letak geografisnya berdekatan. Tidak sedikit dari senjata-senjata itu berakar dari alat pertanian dan perkakas sehari-hari.
A.    Piso Punta
Hasil gambar untuk piso punta betawi
Piso Punta adalah senjata tajam jenis tusuk, dengan panjang sekitar 15-20cm. Senjata ini lebih berfungsi sebagai senjata pusaka yang menjadi simbol strata sosial pada waktu itu, karena senjata tajam ini tidak pernah digunakan untuk bertarung. Di Jawa Barat mungkin dikenal sebagai Kujang, namun Kujang lebih variatif dari segi bentuk dan motif ciung.
B.     Pisau Raut
Hasil gambar untuk pisau raut betawi
Senjata tradisional masyarakat Betawi yang bentuknya hampir mirip badik. Merupakan pisau sang Hulun atau rakyat biasa. Pisau ini disebut juga badi-badi. Di samping itu pisau raut merupakan salah satu ciri khas pada Pengantin Dandanan Rias Bakal Pria Adat Betawi. Senjata ini disematkan pada bagian tengah baju dan ditahan dengan ikat pinggang. Letaknya cenderung ke sebelah kanan dengan dihiasi bunga melati yang dironce indah.
C.    Cunrik
Hasil gambar untuk pisau Cunrik betawi
Cunrik merupakan senjata tradisional para perempuan Betawi, biasa digunakan oleh para resi perempuan yang tidak ingin menonjolkan kekerasan dalam pembelaan dirinya, terbuat dari besi kuningan dengan panjang kurang dari 10cm.
D.    Golok
Hasil gambar untuk pisau golokbetawi
Golok merupakan jenis senjata tajam masyarakat Melayu yang paling umum ditemukan, walaupun dengan penamaan yang berlainan berdasarkan daerahnya. Sebagian besar masyarakat di pulau Jawa sepakat menamakan senjata tajam jenis “bacok” ini dengan golok.
Pada masyarakat Betawi keberadaan golok sangat dipengaruhi kebudayaan Jawa Barat yang melingkupinya. Perbedaan diantara keduanya dapat dilihat dari model bentuk dan penamaannya, sedangkan kualitas dari kedua daerah ini memiliki kesamaan mengingat kerucut dari sumber pande besi masyarakat Betawi mengacu pada tempat-tempat Jawa Barat, seperti Ciomas di Banten dan Cibatu di Sukabumi.

2.5  Budaya

Keberadaan budaya Betawi termasuk kesenian tradisionalnya merupakan asset wisata. Kebudayaan tersebut terdiri dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater, nyanyian, musik, dan sebagainya. Sudah sepatutnya kekayaan budaya itu dilestarikan dan dikembangkan. Meski masyarakat asli Betawi banyak yang tergusur ke pinggiran karena pembangunan, namun kebudayaan Betawi tidak boleh tergusur dari Jakarta itu sendiri.

A.    Tari Topeng
Hasil gambar untuk tari topeng betawi
Tari ini sudah cukup lama di kenal sebagai tari tradisional asal betawi. Seni tari ini biasanya di gelar saat ada pernikahan, acara sunatan dan membayar nazar. Dalam Topeng Betawi, para penari memakai topeng dan bercerita lewat seni gerak. Kini tari Topeng Betawi sudah banyak dikreasikan, sehingga Tarian Betawi pun semakin beragam.
B.     Ondel-Ondel
Ondel-ondel adalah sebuah kesenian betawi berupa boneka yang tingginya mencapai sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80 cm, boneka ini dibuat dari anyaman bambu agar dapat dipikul dari dalam oleh orang yang membawanya. Boneka tersebut dipakai dan dimainkan oleh orang yang membawanya. Pada wajahnya berupa topeng atau dengan kepala yang diberi rambut dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya di cat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih.
Hasil gambar untuk ondel ondel
C.    Lenong
Lenong adalah sebuah pertunjukkan drama dengan alumna musik gambng kromong dan di tambah unsur lawakan dengan banyolan-banyolan tanpa adanya plot cerita.
Hasil gambar untuk lenong

2.6  Event

Kegiatan pesta rakyat Betawi sangat beragam. Berikut beberapa event yang biasa diselenggarakan di DKI Jakarta:
A.    Abang None Jakarta
Hasil gambar untuk Abang None Jakarta

Abang None Jakarta adalah kontes pencarian duta pariwisata DKI Jakarta yang diadakan sejak tahun 1968 dan rutin berlangsung hingga kini. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan provinsi DKI Jakarta. Dan pemenang terpilih akan mendampingi Gubernur DKI Jakarta atau Wakil GUbernur DKI Jakarta dalam acara kebudayaan.
B.     Festival Pencak Silat
Hasil gambar untuk pencak silat

Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam).
Para Tokoh masyarakat Betawi baik dari komunitas, lembaga dan unsur masyarakat lainnya menyengalarakan acara kegiatan atraksi silat Betawi. Acara itu akan dimeriahkan dengan pesilat pesilat lainnya seperti Karate, Tek kwon do dan tidak ketinggalan pula dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

C.    Festival Cipete Vaganza 5
Hasil gambar untuk Festival Cipete Vaganza 5
Acara yang hanya di helat setahun sekali ini oleh Dibuka oleh gubernur DKI Jakarta dan muspika jakarta selatan di meriahkan oleh berbagai kegiatan.Mulai dari Pagelaran Seni dan Budaya Betawi, Gambang Kromong, Wahana Anak, Marching Band, Music Festival yang dimeriahkan oleh Artis Ibukota, Sport Activity, sampai komedi khas Betawi Bakal menjadi tontonan menarik dan masih banyak kegiatan lainnya yang akan menjadi ajang menarik dan tak terlupakan bagi keluarga, kerabat dan komunitas Anda di Akhir Pekan.


3.     ANALISA TAMPILAN


3.1  Struktur Navigasi

Struktur navigasi yang digunakan adalah struktur naviagasi Hirarki. Struktur navigasi hirarki biasa disebut struktur bercabang, merupakan suatu struktur yang mengandalkan percabangan untuk menampilkan data berdasarkan kriteria tertentu..


3.2  Tampilan Website

Dari sekian banyak penjelasan dari makalah ini kami merangkumnya kedalam sebuah tampilan website. Dari website ini terdiri dari beberapa menu yaitu beranda sebagai halaman depan, profile sebagai nama-nama dari kelompok 4, event sebagai acara yang dipentaskan, budaya sebagai kesenian. Berikut adalah beberapa gambar yang kami tampilkan dari website yang telah dibuat.
A.    Tampilan Beranda

B.     Tampilan Profil





C.    Tampilan Event



D.    Tampilan Budaya








4.     PENUTUP


4.1  Kesimpulan

Selain dari sejarahnya yang panjang, Jakarta pun memiliki kesenian dan kebudayaan yang dikenal dengan Betawi. Kesenian dan kebudayaan Jakarta, dalam proses perkembangannya pun, terutama di masyarakat modern bisa dikatakan kian hari kian hilang. Hal ini disebabkan dari pesatnya teknologi dan budaya Barat yang sudah menjamur. Untuk itu, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya kebudayaan Betawi yang ada di Jakarta, seperti yang sudah penulis bahas. Setidaknya kalau kita melestarikannya, kelak anak-cucu kita bisa menikmatinya serta mempelajarinya di masa yang akan datang sebagai warisan budaya asli bangsa Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA


http://www.adatnusantara.xyz/2017/08/pakaian-adat-betawi-serta-penjelasannya.html
http://radar-subekti.blogspot.co.id/2014/07/arsitektur-tradisional-betawi.html
https://gpswisataindonesia.wordpress.com/2015/03/28/senjata-tradisional-betawi-jakarta/
http://khantydwi.blogspot.co.id/2013/05/kesenian-dan-kebudayaan-jakarta-betawi.html
https://www.kaskus.co.id/thread/51c54c0a0975b4e37e000009/seri-hut-jakarta-ke-486-sejarah-abang-none-jakarta/
http://makalahlengkap14.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pencak-silat.html
https://www.haievent.com/cipete-vaganza-5-jakarta-selatan-3-4-desember-2016/

0 komentar :

Posting Komentar