Oktober 2016

Selasa, 25 Oktober 2016

Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.

Pengambilan keputusan mengandung arti pemilihan altematif terbaik dari sejumlah Alternatif yang tersedia. Teori-teori pengambilan keputusan bersangkut paut dengan masalah bagaimana pilihan-pilihan semacam itu dibuat.

Pengertian:

a. Keputusan
Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan suatu alternatif dari beberapa alternatif.

b. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk di tindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.

c. Teori Pengambilan Keputusan
Teori-teori atau teknik-teknik atau pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan sebagai suatu bentuk pemecahan masalah mempunyai / memiliki fungsi dan tujuan. Fungsi & tujuan pengambilan keputusan tersebut :

Fungsi Pengambilan Keputusan :

  1. Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah.
  2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut-paut dengan hari depan masa yang akan datang, dimana efeknya / pengaruhnya berlangsung cukup lama.


Tujuan Pengambilan Keputusan :
1. Tujuan Yang Bersifat Tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain.

2. Tujuan Yang Bersifat Ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

Unsur-unsur / komponen-komponen pengambilan keputusan :

  1. Tujuan dari pengambilan keputusan
  2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
  3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya / di luar jangkauan manusia
  4. Sarana / alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.


Menurut George .R. Terry ada beberapa hal yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan:
1. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan  yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif

2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.

3. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.

4. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik.

5. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.


Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:

  • Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
  • Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
  • Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
  • Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
  • Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.

Dalam pengambilan keputusan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya :

a. Posisi / kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut.
  • Letak posisi
  • Tingkatan posisi 

b. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.

c. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
  • Faktor-faktor yang konstan
  • Faktor-faktor yang tidak konstan

d. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.

e. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.


Perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan secara ilmiah dengan pengambilan keputusan yang dilakukan tidak ilmiah :

Pengambilan keputusan secara ilmiah mengartikan bahwa keputusan yang diambil dan dijadikan sebagai hasil, guna pemecahan masalah telah melalui pemikiran secara rasional dimana keputusan yang diambil masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang digunakan untuk pengambilan keputusan tersebut dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengerti cara yang digunakan untuk mendapatkan keputusan tersebut. selain itu, pengambilan keputusan secara ilmiah juga menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Sehingga keputusan yang dihasilkan secara ilmiah dapat menjamin keputusan tersebut layak digunakan untuk pemecahan masalah.

Sedangkan keputusan tidak dengan ilmiah biasanya keputusan yang dihasilkan hanya berdasar pada intuisi atau kejadian di masa yang lalu yang dijadikan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan sehingga terkadang keputusan yang dihasilkan kurang relevan dengan kejadian yang sesungguhnya.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengambilan_keputusan
http://indahrestuanjani.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-pengambilan-keputusan.html
http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-pengambilan-keputusan.html

Minggu, 23 Oktober 2016

Profesi System Analyst & Consultant IT


Sistem Analis adalah salah satu bidang keahlian pada dunia komputer yang berbasis teknologi. Dibutuhkan keahlian dalam bidang ini agar menjawab apa yang menjadi permasalahan dalam dunia Komputer yang semakin canggih. Inilah salah satu dari kedua bidang ini.

1. Analis Sistem

Analis sistem adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan, pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat keras dan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan. Analis sistem memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengembangan sistem. Seorang analis sistem harus memiliki setidaknya empat keahlian:

  • analisis
  • teknis
  • manajerial
  • interpersonal (berkomunikasi dengan orang lain).

Kemampuan analisis memungkinkan seorang analis sistem untuk memahami perilaku organisasi beserta fungsi-fungsinya, pemahaman tersebut akan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan terbaik serta menganalisis penyelesaian permasalahan. Keahlian teknis akan membantu seorang analis sistem untuk memahami potensi dan keterbatasan dari teknologi informasi. Seorang analis sistem harus mampu untuk bekerja dengan berbagai jenis bahasa pemrograman, sistem operasi, serta perangkat keras yang digunakan.

Keahlian manajerial akan membantu seorang analis sistem mengelola proyek, sumber daya, risiko, dan perubahan. Keahlian interpersonal akan membantu analis sistem dalam berinteraksi dengan pengguna akhir sebagaimana halnya dengan analis, programer, dan profesi sistem lainnya.

Analis sistem bisa pula menjadi perantara atau penghubung antara perusahaan penjual perangkat lunak dengan organisasi tempat ia bekerja, dan bertanggung jawab atas analisis biaya pengembangan, usulan desain dan pengembangan, serta menentukan rentang waktu yang diperlukan. Analis sistem bertanggung jawab pula atas studi kelayakan atas sistem komputer sebelum membuat satu usulan kepada pihak manajemen perusahaan.

Pada dasarnya seorang analis sistem melakukan hal-hal berikut:

  • Berinteraksi dengan pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka
  • Berinteraksi dengan desainer untuk mengemukakan antarmuka yang diinginkan atas suatu perangkat lunak
  • Berinteraksi ataupun memandu programer dalam proses pengembangan sistem agar tetap berada pada jalurnya
  • Melakukan pengujian sistem baik dengan data sampel atau data sesungguhnya untuk membantu para penguji
  • Mengimplementasikan sistem baru
  • Menyiapkan dokumentasi berkualitas


2. Konsultan IT

Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya, misalnya akutansi, lingkungan, biologi, hukum, komputer  dan lain-lain. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli 'biasa' adalah sang konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan sang klien, melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di sebuah firma konsultasi, serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu.

Mereka menangani permasalahan bisnis yang kental dengan isu-isu teknis dari sistem/teknologi informasi. Mereka bertanggung jawab mulai dari proses analisis, desain, hingga impelementasi sistem, untuk memastikan solusi tersebut align dengan proses bisnis mereka.

Layanannya meliputi:

Layanan Konsultasi yang diberikan jasa konsultan IT:

  1. Desain new system
  2. Audit system
  3. Problem Seputar Hardware
  4. Problem Seputar Software
  5. Building Custom Software & System
  6. Problem Solve pada existing system
  7. Optimizing existing system

Layanan Networking, Produk Networking ini terdiri atas:
- Netwo
rk Building fiber Optic, Wirelless
- Network Maintenance

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Analis_sistem
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan 

Selasa, 11 Oktober 2016

TeamWork


Pengertian Teamwork
Penyelenggaraan teamwork dilakukan karena pada saat ini tekanan persaingan semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada teamwork daripada bergantung pada individu-individu yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan tim.

Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagianbagian perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara perorangan.

Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu perusahaan.

Teori yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008) senada dengan teori tim yang efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston, McIntire (1996). Manurut Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif adalah sebuah tim yang memungkinkan anggotanya untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil dari kontribusi anggota-anggota tim secara bersama-sama.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh Burn (2004), yang menyatakan bahwa efektifitas tim atau tim yang efektif merupakan tim kerja yang anggota-anggotanya saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki sikap yang saling mendukung dalam kerjasama tim.

Jenis Teamwork 
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu:
1. Tim Formal 
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.

2. Tim Vertikal 
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal

3. Tim Horizontal 
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.

4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.

5. Tim Mandiri 
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.

6. Tim Pemecahan Masalah 
Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.


Sedangkan menurut Hariandja (2006) ada 3 (tiga) tipe tim, yaitu:
1. Problem solving team 
Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu.

2. Self managed team 
Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama.

3. Cross functional team 
Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

Tahap Perkembangan Teamwork 
Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik. Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke dalam 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu:

  1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu). 
  2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalahmasalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar. 
  3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim. 
  4. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana team sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan. 


Peranan Anggota Tim 
Selanjutnya Williams (2008) membagi ada 5 (lima) hal yang menunjukkan peranan anggota dalam membangun kerja tim yang efektif, yaitu:

  1. Para anggota mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan baik pula dengan dukungan bersama, dan oleh karena itu mempunyai rasa saling ketergantungan, rasa saling memiliki tim dalam melaksanakan tugas. 
  2. Para anggota menyumbang keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat mengekspresikan gagasan, opini dan ketidaksepakatan, peranan dan pertanyaannya disambut dengan baik. 
  3. Para anggota berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk mengembangkan keterampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk itu mendapat dukungan dari tim. 
  4. Para anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif (bersifat memperbaiki). 
  5. Para anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi mengerti bahwa pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasil membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian. 


Dimensi Tim yang Efektif 
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu:

  1. Pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan Setiap anggota tim harus memahami tujuan tim secara jelas dan memiliki kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tim karena tujuan tim adalah merupakan hasil dari tujuan bersama dimana tujuan tim pada akhirnya akan mendorong terwujudnya kerjasama dalam tim sehingga kerjasama dalam tim mampu untuk meningkatkan prestasi, produktivitas, dan menciptakan hubungan kerja yang positif diantara sesama anggotanya. 
  2. Komunikasi mengenai ide dan perasaan Komunikasi di antara anggota tim harus melibatkan penyampaian dan penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam tim yang tidak efektif, komunikasi sering satu arah dan memfokuskan secara eksklusif hanya pada ide saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan, maka tim berisiko kehilangan informasi yang berharga dan dapat melemahkan kohesivitas tim. 
  3. Kepemimpinan yang berpartisipasi Kepemimpinan harus berpartisipasi dan mendistribusikan peran kepemimpinannya kepada semua anggota tim. 
  4. Fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan Prosedur pengambilan keputusan harus sesuai dengan kebutuhan tim dan sifat keputusannya. Keterbatasan waktu, keterampilan anggota dan implikasi dari semua keputusan tim harus dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika keputusan-keputusan penting dibuat maka akan membutuhkan dukungan dari anggota tim untuk mengimplementasikan dan melakukan strateginya dengan efektif. 
  5. Manajemen konflik yang konstruktif Tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan atau menekan konflik, sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik dengan cara yang konstruktif. Ketika dikelola dengan baik, konflik dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang baik pula yakni memecahkan masalah dengan lebih kreatif, dan jumlah partisipasi anggota tim yang lebih tinggi. 
  6. Kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi Anggota tim harus mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain untuk mengkoordinasikan kegiatan tim. Kekuasaan dan saling mempengaruhi ini harus terwujudkan secara merata dalam tim. Apabila kekuasaan dan kegiatan saling mempengaruhi ini hanya dipusatkan pada beberapa orang anggota tim saja maka kemungkinan efektifitas tim, komunikasi dan kohesivitas tim akan menjadi berkurang. 
  7. Kohesi tim Dalam tim yang kohesif, setiap anggota merasa saling menyukai antara satu sama lainnya dan merasa puas dengan keanggotaan tim mereka. Meskipun kohesi tidak mengarah kepada efektifitas namun ia memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan tim yang efektif yaitu ketika ia dikombinasikan dengan dimensi lain dari efektifitas tim maka sebuah tim yang memiliki kohesivitas yang tinggi cenderung meningkatkan produktivitas. 
  8. Strategi pemecahan masalah Tim harus mampu mengenali masalah dan menghasilkan solusi secara tepat. Setelah solusinya diimplementasikan, tim harus mengevaluasi keefektifan dari solusi tersebut. Ketika sebuah tim mampu untuk mengenali masalah-masalah yang sering muncul dan menyelesaikannya dengan memberikan solusi yang tepat maka sebuah tim yang efektif juga akan mampu untuk mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul dikemudian hari serta mampu memberikan solusi yang inovatif. 
  9. Efektivitas interpersonal Anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan anggota tim lainnya secara efektif sehingga membuat efektifitas interpersonal anggota tim menjadi meningkat. Efektifitas interpersonal dapat diukur dengan menggabungkan konsekuensi tindakan anggota kelompok dengan tujuan anggota tim. Kecocokan antara tujuan anggota tim dan konsekuensi dari peningkatan perilaku mereka, maka membuat interpersonal efektifitas anggota tim juga juga menjadi meningkat. 


Manfaat dan Fungsi Tim Kerja 
Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi individu dan tim bagi organisasi, yaitu:
a. Manfaat tim bagi individu 

  1. Pekerjaan lebih bervariasi 
  2. Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar 
  3. Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru 


b. Manfaat tim bagi organisasi 

  1. Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil 
  2. Meningkatkan produktivitas tim kerja 
  3. Lebih fleksibel dalam operasional kerja 
  4. Meningkatkan rasa tanggungjawab  

Komunikasi


Istilah komunikasi dalam bhs inggris disebut communication, yang datang dari kata communication atau communis yang mempunyai makna sama atau sama yang mempunyai arti pengertian berbarengan. Dalam Kamus Besar Bhs Indonesia, pengertian komunikasi yaitu pengiriman serta penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli

James A. F. Stoner, yaitu sistem di mana seorang berupaya memberi pengertian lewat cara perpindahan pesan.

Prof. Drs. H. A. W. Widjaya, menyampaikan kalau pengertian komunikasi yaitu jalinan kontak antar serta pada manusia baik individu ataupun grup.

William F. Glueck menerangkan kalau komunikasi bisa dibagi menjadi dua bentuk. yakni seperti berikut….


  • Interpersonal Communications : Interpersonal communications (komunikasi antarpribadi yaitu sistem pertukaran info dan perpindahan pengertian pada dua orang atau lebih didalam satu grup kecil manusia.
  • Organization Communications : Organization communications yaitu sistem di mana pembicara dengan cara systematis memberi info serta memindahkan pengertian pada orang yang banyak dalam organisasi serta pada pribadi-pribadi serta bebrapa instansi diluar yang ada hubungan.
William J. Seller menyebutkan kalau Pengertian Komunikasi yaitu sistem di mana lambang verbal serta nonverbal dikirimkan, di terima serta di beri makna.

Raymond Ross menyebutkan kalau Pengertian Komunikasi yaitu proses menyortir, memilih serta pengiriman beberapa lambang sedemikian rupa supaya membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari pemikiran yang sama dengan yang ditujukan oleh komunikator.

Carl I. Hovland menyebutkan kalau Pengertian Komunikasi yaitu satu sistem yang sangat mungkin seseorang menyampaikan rangsangan (umumnya dengan memakai simbol verbal) untuk merubah tingkah laku orang lain.

Onong Uchjana Effendy menyebutkan kalau Pengertian Komunikasi yaitu sistem penyampaian pesan oleh seseorang pada orang lain untuk memberi tahu, memiliki pendapat, merubah sikap atau tingkah laku baik secara langsung maupun tak langsung.

Colin Cherry menyebutkan kalau Pengertian Komunikasi yaitu sistem di mana pihak-pihak saling memakai info untuk meraih tujuan bersama serta komunikasi adalah kaitan hubungan yang diakibatkan oleh penerus rangsangan serta pembangkitan balasannya.

Forsdale menyebutkan kalau Pengertian Komunikasi yaitu satu sistem di mana suatu system dibuat, dipelihara, serta dirubah dengan maksud kalau beberapa tanda yang diantar serta di terima dilakukan sesuai dengan peraturan.

Everett M. Rogers menyebutkan kalau Pengertian Komunikasi yaitu sistem suatu gagasan diarahkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk merubah perilaku mereka.


Ruben serta Steward menyebutkan kalau Pengertian Komunikasi tentang manusia adalah sistem yang melibatkan individu-individu dalam satu hubungan, grup, organisasi serta orang-orang yang merespon serta membuat pesan untuk menyesuaikan dengan lingkungan keduanya.

Fungsi Komunikasi

  • Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
  • Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
  • Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
  • Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).
Tujuan Komunikasi

  • Agar yang di sampaikan komunikator bisa dipahami oleh komunikan. Supaya bisa dipahami oleh komunikan maka komunikator butuh menerangkan pesan utama dengan sejelas-jelasnya serta sedetail mungkin.
  • Supaya bisa mengerti orang lain. Dengan lakukan komunikasi, tiap-tiap individu bisa mengerti individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan orang lain.
  • Supaya pendapat kita di terima orang lain. Komunikasi serta pendekatan persuasif adalah langkah supaya ide kita di terima oleh orang lain.
  • Menggerakkan orang lain untuk lakukan suatu hal. Komunikasi serta pendekatan persuasif kita dapat bangun kesamaan presepsi dengan orang lalu menggerakkannya sesuai keinginan kita.
Proses dan Syarat Komunikasi

Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana seseorangmengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama (selaras, serasi),serta meliputi proses menulis, mendengarkan, dan mempertukarkan informasi.Menurut Bovee dan Thill, proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:
  1. Pengirim mempunyai suatu idea tau gagasan
  2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan 
  3. Pengirim menyampaikan pesan
  4. Penerima menerima pesan 
  5. Penerima menafsirkan pesan 
  6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim
  7. Dalam berkomunikasi dibutuhkan syarat dalam pemakaiannya. Syarat komunikasi yaitu seperti berikut..

Source (sumber) : Source yaitu basic dalam penyampaian pesan dalam rencana menguatkan pesan tersebut. Sumber komunikasi yaitu orang, instansi, buku dan sebagainya.

Komunikator : komunikator yaitu pelaku penyampain pesan yang berbentuk individu yang tengah bicara atau penulis, bisa pula berbentuk grup orang, organisasi komunikasi seperti tv, radio, film, surat berita, dsb.

Pesan : pesan yaitu keseluruhnya yang di sampaikan oleh komunikator. Pesan memiliki topik paling utama sebagai pengarah dalam usaha merubah sikap serta perilaku orang lain.

Saluran (channel) : Saluran yaitu komunikator yang dipakai dalam mengemukakan pesan. Saluran komunikasi berbentuk saluran resmi (resmi) serta saluran informal (tak resmi). Saluran resmi yaitu saluran yang ikuti garis wewenang dari satu organisasi, seperti komunikasi pada pimpinan serta bawahannya, sedang saluran informal yaitu saluran yang berbentuk desas-desus, berita burung serta berita angin.

Komunikan : komunikan yaitu penerima pesan dalam komunikasi yang berbentuk individu, grup serta massa

Effect (hasil) : effek yaitu hasil akhir dari satu komunikasi dengan bentuk terjadinya pergantian sikap serta tingkah laku komunikan. Pergantian itu dapat sesuai sama apa yang diinginkan atau tidak cocok dengan hasrat komunikator.

Tingkatan Komunikasi

Komunikasi massa bisa disimpulkan sebagai jenis komunikasi yang diperuntukkan pada ruang lingkup yang semakin besar dari beberapa jenis komunikasi terlebih dulu yang dikerjakan lewat satu penghubung yaitu media elektronik ataupun media bikin, hingga pesan yang sama bisa di terima dengan cara sebentar serta serentak.

Komunikasi organisasi bisa disimpulkan sebagai type komunikasi yang dikerjakan mempunyai ruang lingkup semakin besar. Komunikasi berlangsung dalam penerimaan serta pengiriman beragam info organisasi dalam grup resmi ataupun informal dari satu organisasi. Diluar itu, type komunikasi ini banyak dari setiap individunya yang memberi pendapat yang tidak sama, lantaran info yang di sampaikan dari masing-maing individu memiiki arti yang tidak sama.

Komunikasi grup bisa disimpulkan sebagai type komunikasi yang berjalan diantara anggota satu grup, umpamanya dalam satu organisasi dengan jumlah anggotanya sedikit. Type komunikasi ini dikerjakan lebih dari dua orang namun mempunyai ruang lingkup yang kecil, di mana setiap individu memiliki pandangan dari tiap-tiap info yang berikan.

Komunikasi antarpribadi bisa disimpulkan sebagai type komunikasi yang dikerjakan seorang dengan orang lain yang berbentuk personal. Type komunikasi ini terjadi dengan cara bertatapan muka oleh dua orang tetapi kadang-kadang tak berlangsung secara tatap muka. Diluar itu, type komunikasi seperti ini lebih efisien lantaran kita bisa berhubungan satu sama lain serta sama-sama mengemukakan sebuah pesan.

Komunikasi intrapribadi yakni type komunikasi yang berlangsung pada diri seorang berbentuk sistem dalam pemrosesan info lewat system syaraf serta panca indera manusia. Type komunikasi ini terjadi pada satu orang saja, umpamanya seolah olah kita tengah berkomunikasi dengan sendiri atau mengkhayal.